Kecerdasan ESQ Dalam Proses Keberhasilan Hidup

Kecerdasan ESQ dalam proses keberhasilan hidup


Berbicara masalah ESQ. Ada sebuah kisah katak yang menyebrangi sungai. Pada suatu hari, sekelompok ahli yang berintelegensi (IQ) tinggi, sedang menganalisis kemungkinan bisa atau tidaknya katak menyebrangi sungai. Dari hasil penelitian, diperoleh :

(1) Lebar sungai 5.000 meter
(2) satu kali lompatan katak 1 meter
(3) kemampuan maksimal katak dalam melompat 500 kali. Dengan demikian, disimpulkan bahwa katak tidak mampu menyebrangi sungai. Akhirnya, diputuskan katak tidak diizinkan untuk melompat, kecuali kalau mau mati.

Kesimpulan orang-orang hebat ini, dibuat buku dan disebarkan keseluruh penjuru dunia. Akhirnya, semua orang berkesimpulan bahwa katak tidak akan dapat sampai ke tepi sungai untuk melangsungkan perkawinannya.

Nah, ketika orang-orang terjebak kesimpulan orang dengan kecerdasan intelegensi (IQ) tinggi ini, tiba tiba ada pendapat berbeda. Orang yang berpendapat ini muncul dengam kecerdasan emosi (EQ). Yang didalamnya mengandung unsur keterampilan : (1) mengetahui kelebihan dan kekurangan diri (2) memotivasi diri (3) bersosialisasi dan (4) berempati.

Dari hasil analisis orang yang mempunyai kecerdasan emosi (EQ) ini, disimpulkan bahwa katak mampu menyebrang sungai sampai 2.500 kali. Ketika orang berkrcerdasan emosi (EQ) ini merekomendasikan hasil penelitiannya kepada orang-orang yang berkecerdasan intelegensi (IQ) tinggi, mereka semua tertawa terpingkal-pingkal dan juga mengatakan bahwa orang yang berkesimpulan katak mampu menyebrang 2.500 kali adalah orang gila.


Singkat cerita, akhirnya dilakukanlah uji coba oleh orang berkecerdasan emosi (EQ) dan disaksikan oleh ribuan orang-orang sinis yang berkecerdasan intelegensi (IQ). Namun, apa yang terjadi? Hasilnya menunjukan bahwa katak mampu menyebrang sungai sampai 2.500 kali. Sebab, katak satu kali menyebrang sungai hanya memerlukan dua kali lompatan. Yaitu, pertama ketika menuju sungai, lompatan kedua ketika akan keluar dari sungai, sedangkan sisanya BERENANG.

Setelah menyebrang dan melangsungkan pernikahannya, mereka pun mulai melatih anak-anak mereka untuk menjadi pemimpi yang sangat bermimpi besar. Ketika sudah tercapai kemudiam bermimpi lagi yang lebih besar. Mimpi itu dijalaninya keyakinan (SQ) bahwa Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya, seperti yang difirmankan dalam hadits Qudsi. Bila keyakinanya telah membatu, insya Allah motivasi kerja berbuah prestasi akan diraihya.

Dan katakanlah, 'bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan dikembalikan kepada Allah yang maha mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada semua yang telah kamu kerjakan.'
(Q.S At-Taubah [9]: 105)

Jadi, kita harus mempunyai daya juang IQ seratus persen, EQ seratus persen, dan SQ seratus persen. IQ saja akan menjadi buta, EQ saja akan lumpuh, dan SQ saja akan mengalami cacat ganda.

(Sumber : Buku "Hidup Untuk Hidup". Karya Masrukhul Amri).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mencari Cinta Sejati

Cara Belajar Bahasa Inggris Dengan Mudah

Setelah Samsung Galaxy S8 resmi di perkenalkan, di ketahui Samsung Galaxy S9 sudah mulai untuk di kembangkan untuk tahun depan